Selasa, 26 Februari 2019

Siswa SDIT Salsabila Klaseman Berkunjung ke Perpusda Sleman dan Museum Merapi

Dalam skenario pembelajaran, ada lima nilai utama karakter yang harus dimasukkan dan dikembangkan oleh satuan pendidikan. Adapun kelima nilai utama karakter tersebut adalah religius, nasionalis, mandiri, gotongroyong dan integritas. Penerapan kelima nilai utama karakter ini dapat dilakukan melalui tiga basis. Tiga basis ini adalah pendidikan penguatan karakter berbasis kelas, pendidikan penguatan karakter berbasis sekolah dan pendidikan penguatan karakter berbasis masyarakat.

Pendidikan penguatan karakter berbasis masyarakat ini bisa dilakukan dengan masyarakat di luar sekolah. Sekolah bisa bekerjasama dengan lembaga yang menyediakan sumber-sumber pembelajaran, seperti perpustakaan dan museum atau lembaga lain yang mempunyai tujuan yang berkaitan dengan pendidikan.
Sebagaimana yang sudah dilakukan oleh anak anak kelas I SDIT Salsabila Klaseman yang alhamdulillah pada hari Kamis, 14 Februari 2019 telah melaksanakan dua agenda kegiatan penguatan pendidikan karakter yaitu Kunjungan ke Museum Merapi dan Kunjungan ke Perpustakaan. 

Kunjungan ke Museum Merapi ini sebagai bagian dari pembelajaran luar kelas yang bertujuan untuk mengenalkan anak-anak dengan lingkungan alam sekitar agar tumbuh kesadaran terhadap pentingnya menjaga lingkungan sekitar.
Kunjungan ke Perpustakaan ini sebagai bagian dari gerakan literasi yang bertujuan pengenalan kepada anak-anak tentang pentingnya membaca. Karena dengan membaca maka akan membuka cakrawala ilmu. Selain itu serta mengenalkan anak-anak tentang dunia kepustakaan agar tumbuh kecintaannya kepada kepustakaan.
                Dari adanya kedua kunjungan ini diharapkan dapat menumbuhkan karakter yang kuat pada diri anak-anak sebagaimana amanat pendidikan dalam program pendidikan penguatan karakter.  Alhamdulillah dalam kunjungan tersebut anak-anak antusias dan dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berkesan. Semoga anak-anak bisa mencintai dan menjaga lingkungannya serta rajin untuk membaca buku. 

Jumat, 15 Februari 2019

KEGIATAN LIFE SKILL "Ratusan Siswa SDIT Salsabila Klaseman Belajar Membuat Jenang dan Belajar Kirim Surat bersama POS Indonesia"



Kecerdasan anak tidak hanya didapatkan dari bangku sekolah semata, akan tetapi lingkungan juga sangat berperan untuk mempengaruhi terhadap kecerdasan anak. SD IT Salsabila memfasilitasi anak-anak dalam program life skill yang diadakan pada tanggal 13 Februari 2019, dengan tujuan memberikan pengalaman baru, ilmu dan yang paling penting adalah membekali anak-anak dalam hal ketrampilan supaya kelak bisa bermanfaat untuk diri sendiri ketika sudah berkecimpung di dunia masyarakat.
              Selain itu, belajar di luar kelas juga dapat menyeimbangkan kecerdasan afektif,kognitif dan psikomotorik. Hal inilah yang melatar belakangi untuk diselenggarakannya belajar di luar kelas. Pada kegiatan life skill yang ke-3 di tahun pelajaran 2018/2019, anak-anak belajar cara membuat jenang candil dan pengenalan terkait POS. 

              Dengan mendatangkan salah satu wali murid kelas 4 SD IT Salsabila 2 Klaseman yang sudah 7 tahun menggeluti wirausahanya dalam pembuatan jenang candil. Jenang candil milik Ibu Setianingsih sangat disukai oleh masyarakat umum, karena rasanya yang manis nan lezat  sangat pas untuk sarapan atau camilan. Jenang candil merupakan jajanan khas Jawa yang memiliki filosofi tersendiri, yaitu sebagai symbol keharmonisan hidup yang diwarnai oleh perbedaan. 

              Anak-anak sangat antusias memperhatikan demo pembuatan jenang candil dan penjelasan seputar POS oleh petugas Kantor Pos Indonesia. Keceriaan dan keseriusan anak-anak bisa terlihat ketika praktek membuat jenang candil. “Pembelajaran ini sungguh menyenangkan bu?” Ujar salah satu siswa kelas 3. 
“Besok saya mau praktek di rumah dengan mamah” timpal Syifa
Tidak mau kalah juga pada saat anak-anak praktek menulis surat untuk ke-2 orang tuanya, dan surat itu akan diberikan kepada ke-2 orang tuanya melalui jasa POS. Anak-anak sangat serius dalam membuat surat tersebut. Apalagi mereka memproses surat sendiri, mulai dari menempel prangko, menyetempel prangko sampai pada memasukkan surat ke dalam BIS SURAT. Selain itu, yang membuat anak bahagia adalah prangko yang ditempel di surat mereka adalah prangko dengan fotonya pribadi (PRANGKO PRISMA).

Dengan membekali anak-anak pengetahuan dan ketrampilan yang tidak ia dapatkan di bangku kelas, pihak sekolah berharap akan sangat bermanfaat dikemudian hari dan menambah banyak wawasan untuk anak-anak.

Kartini Day