Metode
Belajar Matematika
Matematika
adalah pelajaran yang sering kali dianggap sebagai pelajaran yang
membingungkan dan juga pelajaran momok. Tidak hanya si anak yang
kebingungan, tetapi orang tuapun sering dibuat kalang kabut. Segala
daya upaya dikerahkan oleh para orang tua untuk anaknya. Begitu
pentingnya pelajaran matematika, sampai-sampai orang tua secara sadar
maupun tidak, seringkali memaksa anak untuk segera menguasainya
dengan baik. Orang tua akan mulai panic apabila
anaknya dinilainya terlambat menguasai pelajaran matematika. “Si
Arif sudah bisa kali-kalian. Masa tambah-tambahan seperti ini aja
kamu belum bisa?? Gemesss…..deh umi!” Padahal seperti halnya
mempelajari pelajaran yang lain, mempelajari matematika sampai
menguasainya dengan baik juga memerlukan suatu proses. Proses
tersebut misalnya antara lain dengan mengajarkan konsep angka atau
lambang bilangan, mengajarkan proses operasi matematika, dan masih
banyak cara yang lainnya. Matematika mungkin memang tidak mudah.
Dalam arti, bagi anak yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata,
pintar dan tekun, matematika adalah pelajaran yang menyenangkan. Akan
tetapi bagi anak yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran
yang tidak mudah, paling tidak sebagai orang tua bisa membuatnya
menyenangkan. Salah satu hal yang bisa membuat anak-anak senang
dengan matematika adalah kebebasan mereka melakukan percobaan atau
bereksperimen dengan matematika tersebut. Tentu saja untuk bisa
melakukan percobaan atau bereksperimen, anak-anak harus mempunyai
koleksi beberapa metode.
Nah
! Menurut penulis, metode nalar untuk belajar matematika adalah
alternative metode yang tepat, akan tetapi bukan berarti metode yang
lain tidak tepat. Karena apa? Metode ini mampu membongkar kesalahan
metode pengajaran matematika yang pernah berlaku yaitu ilmu itu
sekedar ditransfer oleh guru kepada murid tanpa melibatkan proses
bernalar si anak. Yang mana metode itu hanya mengingatkan kemampuan
murid untuk mengingat. Padahal kemampuan anak untuk mengingat selalu
menurun seiring bertambahnya usia. Dan juga dikarenakan anak-anak
tidak memperoleh informasi yang mengaitkan ilmu dengan nalar atau
logika mereka, sehingga informasi pengetahuan tersebut lambat laun
menghilang tak berbekas.
Dalam
metode nalar ini akan disampaikan beberapa tahapan untuk mempelajari
matematika. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap
pertama adalah tahap dimana murid diajari memahami konsep matematika
dengan menggunakan nalar dan contoh-contoh kasus sederhana yang ada
di sekitarnya.
Tahap
kedua adalah tahap dimana konsep matematika dipahamkan melalui
latihan soal secara rutin. Yaitu soal-soal yang sesuai dengan rumus
atau aturan matematika yang sedang dipelajari. Kunci keberhasilan
belajar matematika adalah dengan banyak berlatih. Karena dengan
seringnya berlatih maka nalar akan tumbuh dengan sendirinya. Oleh
karena itu, tak heran bila selama belajar dengan metode nalar murid
akan mendapat banyak porsi latihan. Dengan demikian, akan
meningkatkan kualitas nalar si anak.
Tahap
Ketiga adalah menerapkan konsep rumusan-rumusan matematika untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada disekitarnya atau yang ditemui
oleh siswa sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Sehingga siswa
dengan belajar sampai tahap ini mereka mampu menyelesaikan soal-soal
seperti soal cerita.
Sebagai
akhir dari tulisan ini, Matematika akan menjadi mudah dan
menyenangkan bagi anak bila anak rajin berlatih, mendapat bimbingan
dari guru yang kompeten dan peran orang tua yang sinergi dengan
pembelajaran disekolah, serta buku-buku acuan yang bermutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar