Lanjutan


Pentingnya Hafal Bacaan & Gerakan Sholat diwaktu kecil
(Bagian 2)

“Ayah....Faiz pamit dulu ya...mau sholat magrib ke masjid bersama teman-teman”. Alangkah bahagianya orang tua mempunyai anak yang taat dan rajin beribadah tanpa disuruh atau bahkan dipaksa. Menjadi orang tua adalah sebuah “KEHORMATAN”, karena diberi kepercayaan oleh Allah SWT mengasuh seorang anak untuk dibesarkan, mendidik dan membekali ilmu pengetahuan anak usia 7-10 tahun
Mengingat kembali Hadist Riwayat Ahmad dari Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya berkata Rosulullah SAW. Bersabda :
“ Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan sholat ketika mereka berumur tujuh tahun. Pukullah mereka (kalau meninggalkan sholat dengan sengaja) ketika berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka...”
(H.R Ahmad)
Pada priode ini dapat dimulai dengan penjelsan sederhana, seperti tentang nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita, disertai pula dengan beberapa contoh. Terangkan juga tentang cinta dan kasih sayang Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Hal ini akan menumbukan kerinduan anak akan ridho Allah dalam dirinya.
Pada waktu yang sama, harus ada keteladanan sholeh yang dilihat sendiri oleh anak. Hanya dengan melihat kedua oran tuanya menunaikan sholat setiap hari tanpa rasa bosan dan malas, akan memberikan pengaruh positif dalam pandangan anak mengenai ketaatan sholat.
Anak ikut menjadi senang karena orang-orang disekitarnya senang menunaikan sholat. Dia juga akan berkomitmen menunaikan sholat sebagaimana dia melakukan kebiasaan sehari-hari seperti halnya yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Tetapi sekali saja anak melihat orang tuanya tidak mengerjakan sholat bukan karena alasan syar’i, maka saat itu juga berkurang komitmen anak untuk tetap menjaga sholatnya.
Agar sholat tidak berubah menjadi tradisi (hanya rutininas) dan tetap pada posisinya sebagai ibadah, anak harus dibekali dengan ilmu aqidah. Materi yang tepat untuk tujuan ini adalah kisah isro’ mi’roj dan kewajiban sholat. Atau kisah para sahabat dan sikap mereka teradap sholat. Dan biasanya anak-anak akan merasa senang dan mendengarkan dengan baik kalau materinya dikemas dalam bentuk cerita.
Anak sesekali membutuhkan pengakuan dan perhatian dari orang tua atau orang dewasa disekitarnya. Terkadang mereka enggan menuanikan sholat dengan alasan acara TV bagus, mainnya belum selesai, menunda dengan mengatakan “nanti sebentar lagi” dan sebagainya. Sebagai bukti bahwa kita perhatian pada mereka, kita buat mereka menyukai sholat dengan memberikan hal-hal yang kelihatannya kecil, namun memiliki pengaruh yang besar, seperti untuk anak perempuan memberikan jilbab baru dengan warna yang disukainya, memberikan tenunan kerudung yang disulam yang menyerupai kerudung milik ibunya di rumah dan untuk anak laki-laki memberikan peci kecil yang bagus sesuai warna kesukaannya, memberikan sajadah kecil khusus untuknya, dan sebagainya.
Apabila kita melihat anak sedang malas, biarkan dia menunaikan sholat sesuai dengan kemampuannya. Yang terpenting dia mau mengerjakan sholat. Akan lebih baik jika pelaksanaannya selalu berjamaah dengan orang tua disaat bersama di rumah. Setelah sholat diajarkan kepadanya tentang jumlah rekaat sholat, cara rukuk, cara sujud, pandangan mata, cara duduk, dll.
Seringkali anak malas ketika diajak wudhu’. Anak lebih sering mengatakan “aku gak usah wudhu ya yah... langsung sholat aja”. Untuk memberikan motivasi anak yang sedang malas berwudhu, salah satu caranya bisa kita buat semacam antrian khusus dalam berwudhu yang dimulai dari anak yang malas tadi. Diminta dia menjadi pemimpin antrian tersebut yang terdiri dari seluruh anggota keluarga yang ada dirumah, atau bisa juga untuk mengajaknya ke tempat wudhu, anak diajak bermain robot dengan memegang kedua tanganya, kedua kakinya diletakkan diatas kaki kita dan diajak berjalan seperti robot sampai ditempat wudhu, kemudian disampaikan pada anak “robot kecil ambil isi bensin dulu dengan wudhu”.dll
Perlu diperhatikan melatih anak sholat harus bertahap dimulai dari menaikan solat magrib setiap hari, kemudian sholat magrib dan isya’ setiap hari, demikian seterusnya. Dapat diterangkan padanya bahwa berjalan untuk menunaikan sholat sama halnya berjalan menuju syurga. Bisa juga kita menarik perhatiannya dengan kebaikan yang terdapat didalamnya seperti mengatakan kepadanya,
“Ayah yakin, Allah ridho denganmu dan sangat menyayangimu sebab usaha keras yang kamu lakukan dalam menunaikan sholat”.
Cara lain untuk memotivasi anak laki-laki agar tebiasa sholat adalah dengan mengajaknya pergi kemasjid. Ini akan membuat anak senang, karena bisa menemani orang tua dan sering diajak keluar rumah. Dengan seperti ini anak merasa dihargai karena selalu diperhatikan dengan mengajaknya keluar rumah. Semoga kita semua yang diamanahi sebagai orang tua berhasil dalam mendidik anak terutama dalam hal sholat. amin

Ditulis oleh: M. Zaelani, S.S
(Kepala Sekolah SDIT Salsabila 2 Klaseman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kartini Day