Kamis, 10 Januari 2013


Metode Belajar Matematika


      Matematika adalah pelajaran yang sering kali dianggap sebagai pelajaran yang membingungkan dan juga pelajaran momok. Tidak hanya si anak yang kebingungan, tetapi orang tuapun sering dibuat kalang kabut. Segala daya upaya dikerahkan oleh para orang tua untuk anaknya. Begitu pentingnya pelajaran matematika, sampai-sampai orang tua secara sadar maupun tidak, seringkali memaksa anak untuk segera menguasainya dengan baik. Orang tua akan mulai panic apabila anaknya dinilainya terlambat menguasai pelajaran matematika. “Si Arif sudah bisa kali-kalian. Masa tambah-tambahan seperti ini aja kamu belum bisa?? Gemesss…..deh umi!” Padahal seperti halnya mempelajari pelajaran yang lain, mempelajari matematika sampai menguasainya dengan baik juga memerlukan suatu proses. Proses tersebut misalnya antara lain dengan mengajarkan konsep angka atau lambang bilangan, mengajarkan proses operasi matematika, dan masih banyak cara yang lainnya. Matematika mungkin memang tidak mudah. Dalam arti, bagi anak yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata, pintar dan tekun, matematika adalah pelajaran yang menyenangkan. Akan tetapi bagi anak yang menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang tidak mudah, paling tidak sebagai orang tua bisa membuatnya menyenangkan. Salah satu hal yang bisa membuat anak-anak senang dengan matematika adalah kebebasan mereka melakukan percobaan atau bereksperimen dengan matematika tersebut. Tentu saja untuk bisa melakukan percobaan atau bereksperimen, anak-anak harus mempunyai koleksi beberapa metode.
Nah ! Menurut penulis, metode nalar untuk belajar matematika adalah alternative metode yang tepat, akan tetapi bukan berarti metode yang lain tidak tepat. Karena apa? Metode ini mampu membongkar kesalahan metode pengajaran matematika yang pernah berlaku yaitu ilmu itu sekedar ditransfer oleh guru kepada murid tanpa melibatkan proses bernalar si anak. Yang mana metode itu hanya mengingatkan kemampuan murid untuk mengingat. Padahal kemampuan anak untuk mengingat selalu menurun seiring bertambahnya usia. Dan juga dikarenakan anak-anak tidak memperoleh informasi yang mengaitkan ilmu dengan nalar atau logika mereka, sehingga informasi pengetahuan tersebut lambat laun menghilang tak berbekas.
Dalam metode nalar ini akan disampaikan beberapa tahapan untuk mempelajari matematika. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap pertama adalah tahap dimana murid diajari memahami konsep matematika dengan menggunakan nalar dan contoh-contoh kasus sederhana yang ada di sekitarnya.
Tahap kedua adalah tahap dimana konsep matematika dipahamkan melalui latihan soal secara rutin. Yaitu soal-soal yang sesuai dengan rumus atau aturan matematika yang sedang dipelajari. Kunci keberhasilan belajar matematika adalah dengan banyak berlatih. Karena dengan seringnya berlatih maka nalar akan tumbuh dengan sendirinya. Oleh karena itu, tak heran bila selama belajar dengan metode nalar murid akan mendapat banyak porsi latihan. Dengan demikian, akan meningkatkan kualitas nalar si anak.
Tahap Ketiga adalah menerapkan konsep rumusan-rumusan matematika untuk menyelesaikan permasalahan yang ada disekitarnya atau yang ditemui oleh siswa sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Sehingga siswa dengan belajar sampai tahap ini mereka mampu menyelesaikan soal-soal seperti soal cerita.
Sebagai akhir dari tulisan ini, Matematika akan menjadi mudah dan menyenangkan bagi anak bila anak rajin berlatih, mendapat bimbingan dari guru yang kompeten dan peran orang tua yang sinergi dengan pembelajaran disekolah, serta buku-buku acuan yang bermutu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kartini Day